Selasa, 03 Januari 2017

SEJARAH BAHALWAN - SURAT BALASAN

Oleh : Washil Bahalwan                                                                        





Berikut penulis paparkan SURAT BALASAN dari KARAMAH BIN UMAR BAHALWAN, ASLI TULISAN TANGAN KARAMAH (Bagian pengantarnya).                                                                       



Puji syukur semoga selalu tercurahkan kepada Allah SWT. Karena penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk terus menelusuri sejarah Bahalwan. Tentunya penelusuran yang dilakukan bukan baru kemarin sore. Akan tetapi semenjak abah Zein berpulang ke Rahmatullah pada hari Jumat tanggal 24 Juli 1981 dan penulis pada saat itu berusia 16 tahun. Penulis mulai berpikir bahwa apa yang telah dirintis abah Zein untuk menelusuri jejak Bahalwan tidak boleh berhenti, tetapi harus diteruskan agar tabir jejak Bahalwan semakin jelas. Penulis merenung mungkin ini waktu yang tepat untuk mulai mengumpulkan buku-buku Abah Zein termasuk menggali informasi dari berbagai pihak. Disamping itu juga cerita langsung dari abah Zein, demikian biasa disebut kepada penulis ketika masih anak-anak. Termasuk cerita dari pihak lain yang mana mereka dahulu pernah berinteraksi dengan abah Zein, kemudian menceritakan kembali, ketika bertemu dengan penulis. Pokoknya informasinya masuk klasifikasi A-1, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari berbagai informasi (data) tersebut oleh penulis ditelaah lebih jauh dan jika diperlukan penulis melakukan kroscek pada pihak lain yang mengerti betul sejarah Bahalwan. Langkah itu (kroscek) dilakukan oleh penulis sebagai bentuk kehati-hatian. Karena ini menyangkut orang banyak (keluarga Bahalwan) dan juga untuk menghindari kesalahan yang berakibat pada salah paham,utamanya pada generasi Bahalwan junior yang mungkin informasinya terbatas.

Oleh karena itu tanpa bermaksud menggurui, penulis sangat senang (welcome), manakala ada pihak lain termasuk keluarga besar Bahalwan yang mempunyai data pendukung, untuk disampaikan kepada penulis,guna lebih lengkap dan validnya sejarah Bahalwan. Memang pada permulaan tulisan sejarah Bahalwan,sengaja tidak dimulai dari asal usul Bahalwan Indonesia, melainkan penulis menukil profil demi profil individu Bahalwan yang telah berkiprah baik untuk diri sendiri,keluarga,masyarakat dan bangsa. Jadi boleh dikatakan penulis memulainya dari ranting-dahan baru pohonnya. Dan pada edisi 16 ini, penulis memaparkan tulisan yang berjudul “SURAT BALASAN yang menjelaskan tentang asal usul Bahalwan.                                                


Untuk membahas judul tersebut, lebih bijak kalau kita melihat kembali apa yang telah dilakukan oleh abah penulis, Zein Bahalwan, dalam tulisan penulis terdahulu yang berjudul “MELALUI KAPAL PERANG INGGRIS, ZEIN BAHALWAN MENYAMBUNG SILATURRAHIM“. Dari surat yang dibuat oleh abah  penulis, Zein Bahalwan, dengan judul “Jalan Terbuka“, dijelaskan keingintahuan abah Zein memikirkan tentang asal usul Bahalwan termasuk apakah Bahalwan Indonesia masih ada hubungan keluarga dengan Bahalwan di luar negeri, khususnya Timur Tengah. Lalu abah Zein menulis surat yang dititipkan kepada Abdullah Baljun melalui Kapal Perang Inggris yang sedang merapat di Tanjung Perak dan hendak kembali pulang ke Inggris transit di Yaman.

Boleh dikatakan upaya tersebut melibatkan beberapa orang yang berjasa dalam membuka tabir sejarah Bahalwan. Keempat orang tersebut adalah Zein Bin Abdurrahman Bahalwan (abah penulis sekaligus penggagas, Ustadz Abdurrahman Bin Zein Bahalwan (abang penulis yang sekaligus penulis surat, karena memang mahir dalam Bahasa Arab), Abdullah Baljun  si pembawa surat dan Karamah Bin Umar Bahalwan di Hadramaut (yang membalas surat Bahalwan).                                                


Begitu Abdullah Baljun sampai di Ghurfah Hadramaut, surat tersebut diserahkan kepada Bahalwan yang ada di Ghurfah. Dan untuk selanjutnya diserahkan kepada ahlinya yang mengetahui silsilah keluarga Bahalwan di Aden Hadramaut., yaitu  Karamah Bin umar Bahalwan, untuk diteliti terlebih dahulu dan kroscek dengan buku-buku Tareh tentang silsilah. Dan setelah itu Karamah Bin Umar Bahalwan menyimpulkan bahwa antara Bahalwan yang ada di Indonesia ada hubungan  darah / pertalian darah dengan Bahalwan Hadramaut. Menurut hemat penulis, Karamah memang pantas meneliti tentang silsilah Bahalwan di Aden. Karena disamping mengerti seluk beluk silsilah,juga pandai dalam ilmu ekonomi. Sehingga dia (Karamah Bin Umar Bahalwan) bekerja di perwakilan bank Inggris yang ada di Aden.

Setelah itu Karamah Bin Umar Bahalwan mengirim surat balasan yang ditujukan kepada Ustadz. Abdurrahman Bin Zein Bahalwan  tentang berita gembira tersebut ditulis oleh Karamah pada  tanggal 18 Dzulhijjah 1367 H / 11 Oktober 1949 M. Selang beberapa kurun waktu, maka surat balasan dari Karamah Bin Umar Bin Ali Bin Mubarak Bahalwan di Aden diterima oleh Ustadz Abdurrahman Bin Zein Bahalwan (kakak penulis). Kemudian surat balasan tersebut oleh abah Zein Bahalwan yang  tinggal di Surabaya diteruskan kepada  kakaknya yang tinggal di Banda Naira yaitu ABDULLAH BIN ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD BIN MUBARAK BAHALWAN. Karena menurut abah Zein Bahalwan, kakaknya itu (aba Dula,demikian biasa disebut) patut membacanya karena beliau (aba Dula) adalah saudara tertua,mengerti masalah keturunan (silsilah Bahalwan) dan juga mahir berbahasa Arab. Disamping itu menurut cerita abangku Helmi Bahalwan, ketika penulis bermain ke rumahnya sekitar1 tahun yang lalu. Dalam obrolannya sempat membicarakan sepak terjang  Abdullah Bin Abdurrahman Bahalwan (aba Dula). Sahabat karib beliau adalah Bung Hatta, Mr. Iwa Kusumo Sumantri, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Suroyo, dan kawan-kawan saat revolusi fisik. Aba Dula orang GENIUS, demikian cerita Helmi Bahalawan kepada penulis. Dari beberapa fakta kelebihan aba Dula itulah yang membuat  abah Zein memintanya untuk membaca surat balasan dari Karamah Bin Umar bahalwan, karena memang beliau layak dan berkompeten.

Kemudian oleh Abdullah Bahalwan (aba Dula), surat dari Karamah Bin Umar Bahalwan dipelajari dan selanjutnya dibalas secara terinci atas nama AL-BAHALWAN di Indonesia. Abdullah Bin Abdurrahman Bin Muhammad Bin Mubarak Bahalwan menceritakan seluruh kehidupan keluarga Bahalwan di Indonesia termasuk AL-Bahalwan yang datang pertama kali ke Indonesia sebagai seorang Kapten Kapal Layar dan bermukim di Semarang sampai kepada anak cucunya yang ada di Banda Neira, Maluku Indonesia. (Mengenai masuknya Muhammad Bin Mubarak Bahalwan sebagai Kapten Kapal Layar dan bermukim di Semarang, akan dibahas tersendiri). Adapun isi surat balasan dari Karamah Bin Umar Bin Ali Bin Mubarak Bahalwan di Aden kepada Ustadz. Abdurrahman Bin Zein Bahalwan di Surabaya yang sudah diterjemahkan oleh Abdullah Bin Abdurrahman Bahalwan selengkapnya sebagai berikut : “Karamah Bin Umar Bin Ali Bin Mubarak Bahalwan menulis, Atas ketelitian semua pihak dan untuk menjaga silsilah turun temurun AL-Bahalwan, ZUMALI BAHALWAN bertempat tinggal di Hadramaut sebelumnya telah menyusun buku bernama “RASYIDATUL ACHWAN”. Dari buku inilah dapat diketahui asal usul AL-Bahalwan yaitu dari bani adnan dan tempat tinggal mereka di madain saleh yaitu di jazirah arab bagian utara. Silsilah lengkapnya adalah Zumali Bin Geis Bin Zumali Bin Amru Bin Abdullah Bin Qosim Bin Abdul Aziez Bin Fadhil Bin Imam Nashiruddin Abdullah Bahalwan. Selanjutnya karamah bahalwan menjelaskan, dari keturunan bani adnan ini,  ada yang  berpindah ke yaman,abu dhabi dan negeri lainnya di tanah arab. Tentunya,termasuk juga yang sampai ke indonesia“.                              

                
Karamah Bahalwan menerangkan bahwa di Yaman, Generasi AL-BAHALWAN berketurunan disana dan dari keturunan itu terdapat salah seorang yang sangat terkenal dimasanya waktu itu. Beliau adalah IMAM NASHIRUDDIN ABDULLAH BAHALWAN yang ditugaskan oleh Raja sebagai GUBERNUR di kota ZELE’ AFRIKA, sebuah wilayah kekuasaan Kerajaan Yaman. Nama beliau (IMAM NASHIRUDDIN ABDULLAH BAHALWAN) dipuji dan tertulis dalam buku DIWAN ALYDRUS hal, 46,96,97 dan 163 yang nanti akan dibahas tersendiri, InsyaaAllah). Selanjutnya kata Karamah Bahalwan, dari keturunan AL-BAHALWAN yang ada di Yaman, mereka kemudian berpindah tempat ke Hadramaut. Satu diantaranya adalah GEIS BIN ZUMALI BIN AMRU BIN ABDULLAH BIN QOSIM BIN ABDUL AZIEZ BIN FADHIL BIN IMAM NASHRUDDIN ABDULLAH BAHALWAN (Gubernur Zele’ Afrika), bekerja sebagai tentara pada kerajaan Yaman. Pada tahun 1079 H, beliau (GEIS BIN ZUMALI) diperbantukan pada IMAM AL-MUTTAWAKKAL ALALLAH (sebutan penguasa saat itu) yang bernama ISMAIL. Oleh imam Yaman, GEIS kemudian dipindahkan dari negeri BAHRATH-SANA’A dan ditugaskan ke negeri HIJRIEN-HADRAMAUT. Beliau wafat disana dan sepeninggal beliau,anak-anaknya pindah ke Ghurfah di negeri  BA’ABBAD, HADRAMAUT.

Surat balasan  dari Karamah Bin Umar Bahalwan tersebut selain menceritakan asal usul Bahalwan juga menceritakan kiprah Bahalwan saat itu, diantaranya adalah : ZUMALI BAHALWAN, IMAM NASHIRUDDIN BAHALWAN dan GEIS BAHALWAN. Hal mana ketiga orang tersebut mempunyai peran yang berbeda, tetapi intinya Bahalwan masa itu sudah memegang peran penting di berbagai negara yaitu Imam Nashiruddin Abdullah Bahalwan menjadi Gubernur di kota Zele’ Afrika (wilayah kekuasaan kerajaan Yaman, sedang Geis Bahalwan menjadi tentara kerajaan Yaman dan Zumali Bahalwan sebagai penulis buku Rasyidatul Achwan.

Dapat dikatakan peran Bahalwan saat itu sudah lintas batas negara. Sedangkan beberapa pihak yang telah berjasa sehingga terjadinya surat balasan Karamah Bin Umar Bahalwan adalah :
1. Karamah Bin Umar Bahalwan di Aden, yang telah berkenan menelaah dengan cermat dan mengkombinasikan dengan buku-buku Tareh tentang silsilah.
2. Ustadz Abdurrahman Bin Zein Bahalwan (kakak penulis), orang yang diberi mandat oleh abah Zein untuk menulis surat sekaligus menerima balasannya.
3. Abdullah Bin Abdurrahman Bahalwan, (abah Dula yang juga kakak abah Zein)  yang memiliki pengetahuan dan ahli dalam silsilah,karena didukung oleh kemahiran dalam berbahasa Arab, tinggal di Banda Neira. Beliau bertugas meneliti surat balasan Karamah Bin Umar Bahalwan.
4. Abah Zein Bin Abdurrahman Bahalwan, sebagai orang pertama yang menggagas perlunya menelusuri silsilah keluarga Bahalwan.                                               


Sebenarnya ada keinginan Karamah Bin Umar Bahalwan untuk membukukan kembali tulisan silsilah Bahalwan karangan ZUMALI BAHALWAN yang berjudul “RASYIDATUL ACHWAN“ yang masih tersimpan di kotak peti.  Namun karena keterbatasan dana, maka keinginan tersebut belum terwujud.  Akan tetapi Alhamdulillah bagi penulis dari surat balasan Karamah Bin Umar Bahalwan  sudah cukup membantu dan menjadi pegangan bagi keluarga Bahalwan untuk mengetahui asal usul mereka. Yang selanjutnya sangat bermanfaat bagi Bahalwan Junior baik yang ada di Indonesia maupun yang sudah tersebar di penjuru dunia.
Dengan mengetahui asal usul Bahalwan di Indonesia,penulis berharap diantara kita semakin menguatkan  persatuan dan kesatuan kita. Karena nenek moyang kita sudah berpikir jauh tentang masa depan kita. Bahalwan senior telah memberi kepastian kepada Bahalwan junior siapa kita, dan dari mana asal usulnya.

Kita wajib bersyukur dan hormat pada abah Zein. Karena telah berpikir cerdas pada zamannya yaitu berkirim surat ke Hadramaut melalui jasa Abdullah Baljun dengan Kapal Perang Inggris, hanya untuk mencari tau silsilah Bahalwan. Jadi menurut abah penulis asal usul sebuah keluarga termasuk Bahalwan itu perlu diketahui dengan jelas demi kepastian garis nasab (keturunan). Abah penulis (Zein Bin Abdurrahman Bahalwan), memang memiliki DAMUN (دم، dalam bahasa Arab yang artinya DARAH) yang kuat terhadap keluarga Bahalwan lainnya. Maksudnya abah penulis memiliki ikatan emosional yang kuat untuk terus mencari dan menghubungi Bahalwan dimanapun berada (jiwa silaturrahimnya luar biasa).

Dan Alhamdulillah niatan tersebut (menelusuri dan menjalin silaturrahim)  diantara sesama Bahalwan tercapai. Terima kasih abah Zein dan pihak-pihak yang membantu dan berjasa dalam penelusuran jejak Bahalwan. Semoga apa yang telah beliau lakukan untuk anak cucunya dicatat oleh Allah SWT sebagai amal jariah dan hanya mengharap ridho Allah semata. Amiin.  Mengenai bagaimana tehnis pembuatan silsilah oleh abah Zein dan abah Dula, setelah menerima surat balasan dari Karamah Bin umar Bahalwan yang menyebutkan silsilah Bahalwan sampai ke Bani Adnan.

Tentunya membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama, perlu kajian, telaah dan kroscek data baik dari Bahalwan Indonesia maupun Bahalwan Hadramaut. Itu semua dilakukan,sekali lagi untuk validitas data sehingga silsilah yang dibuat nantinya benar adanya,sehingga dapat dijadikan pijakan oleh Bahalwan secara keseluruhan. (Mengenai teknis pembuatan silsilah, akan dibahas tersendiri pada edisi mendatang). Mohon doanya dan bersabar menanti lanjutan tulisan penulis berikutnya. 

Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada keluarga besar Bahalwan yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan penulis. Semoga dapat memberi pencerahan dan semakin membuka wawasan kita. Dan bagi yang belum membaca dapat mencarinya melalui Google, ketik : Anak Cucu Bahalwan Menerjang Zaman atau bisa klik link berikut http://washilbahalwan.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar